Senin, 11 Februari 2013

Sholat Berjama'ah dan Leadership


Bismillaahirrohmaanirrohiim…

Tahukah Anda pelajaran yang dapat diambil pada sholat berjamaah terhadap leadership?. Banyak sekali nilai-nilai yang terhimpun dibalik ibadah yang merupakan rutinitas harian muslim ini dengan konsep kepemimpinan. Pada saat sholat berjamaah tentunya komando berpusat pada seorang imam di depan para prajuritnya (baca: makmum), sedangkan para makmum berada di barisan belakang imam dengan rapat, rapih, dan kondusif. Tatkala imam selesai membaca surat Al-fatihah dengan serempak satu nada makmum mengucap lafazh “Aamiin”, para makmum dilarang untuk mendahului gerakan imam, namun, jika sang imam melakukan kesalahan, baik itu lupa jumlah rakaat, gerakan sholat maupun bacaan surat-surat ketika waktu sholat, maka makmum wajib mengingatkan sang pemimpin sholatnya dengan membaca kalimat tasbih, Subhaanallaah atau menepuk tangan bagi perempuan. Ganjaran atau pahala sholat berjamaah itu lebih utama dibandingkan dengan sholat munfarid atau sholat sendirian. Lantas, apakah pelajaran-pelajaran yang dapat kita pahami dan kita ambil dari hal diatas?. Banyak pelajaran yang dapat kita peroleh darinya, terutama dalam nilai-nilai kepemimpinan (leadership value).
Adapun pelajaran-pelajaran tersebut, antara lain:

1.    Makmum harus mengikuti apa-apa yang diperintahkan oleh imam dalam sholat. Demikian halnya dalam konsep kepemimpinan, dalam koridor kebenaran, yang dipimpin tentunya harus patuh akan perintah yang memimpin. Yang dipimpin tidak boleh membangkang terhadap perintah tersebut. Sebab, jika yang dipimpin itu tidak patuh terhadap perintah sang pemimpin, maka jalannya sistem kepemimpinan akan terganggu atau bahkan rusak lantaran antara yang memimpin dan yang dipimpin tidak bersinergi, melainkan berjalan di jalurnya masing-masing yang berimbas tidak adanya kekompakan dan keserasian. Contoh dalam lingkup pemerintahan kenegaraan, jika sang pemimpin tidak bersinergi dengan yang dipimpin –– dalam hal ini adalah para menteri-menteri –– akibat selanjutnya dapat memicu konflik yang bisa berkepanjangan dan imbasnya bisa merugikan masyarakat umum yang mereka pimpin. Dengan demikian, begitu pentingnya sinergisitas antara pemimpin dengan yang dipimpin seperti halnya dalam sholat berjamaah.

2.    Dalam sholat berjamaah, merapatkan shaf atau barisan itu menjadi hal yang wajib, karena dapat memengaruhi kesempurnaan dalam sholat. Pelajaran yang dapat diambil dari hal ini ialah nilai-nilai kesatuan dan persatuan yang mengingatkan bahwasanya perbedaan itu memang sebuah hak masing-masing individu, akan tetapi persatuan itu merupakan suatu keharusan bagi semuanya. Jika semua lapisan masyarakat atau yang dipimpin itu bahu membahu merapatkan barisan demi mencapai suatu visi, maka dalam melakukan misi-misinya akan sedikit menjumpai masalah dan dalam penyelesaiannyapun baik masalah kecil maupun besar akan mudah dan tidak menemui kendala yang berarti.

3.    Dengan serempak dan senada, makmum mengucapkan lafazh “Aamiin” ketika imam selesai membaca surat Al-fatihah. Pelajaran yang dapat diambil ialah dari belakang dengan satu suara, senada dan seirama berseru untuk mendukung pemimpinnya. Seperti yang diutarakan oleh Ki Hajar Dewantara, Ing mgarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani. Dan nilai-nilai tersebut terhimpun dari ibadah sholat berjamaah sehingga dapat menjadi dorongan dan motivasi tersendiri untuk pemimpin tersebut.

4.    Ketika imam melakukan kesalahan, maka dengan sigap sang makmum mengingatkan sang imam, dan kemudian kembali berjamaah menjalankan sholat dengan alur yang benar. Dalam kepemimpinan, jika sang pemimpin melakukan kesalahan, maka yang dipimpin harus menegur atau mengingkatkan sang pemimpin, karena ia melakukan kesalahan, dan sang pemimpinpun harus menanggapi teguran dari yang dipimpinnya atas kekeliruan yang telah ia perbuat, karena tidak semua apa yang diperintahkan dan dijalankan oleh pemimpin itu adalah hal yang benar. Bukan malah sang pemimpin tidak mau mengaku kekeliruan yang ia perbuat, dengan dalih ia mempunyai kekuasaan dan bertindak sewenang-wenang sebagai pemimpin lantas tidak mau menanggapi teguran dari yang menegurnya. Karena jika hal tersebut terjadi, maka sistem kepemimpinan akan berjalan di tempat atau bahkan mengalami kemunduran lantaran tindakan pemimpin yang absolut, angkuh dan tidak responsif.

5.    Bacaan takbir atau membaca surat Al-fatihah dan surat-surat pendek dibaca secara jelas oleh imam agar makmum yang berada di barisan paling belakangpun terdengar. Inilah urgensinya nilai-nilai komunikasi, karena sebuah organisasi tanpa komunikasi yang baik akan memunculkan suasana ketidak harmonisan antar personil di dalamnya yang dapat memicu kesenggangan dalam organisasi tersebut.

6.    Sebelum sholat berjamaah didirikan, terlebih dahulu dikumandangkan adzan oleh muadzin. Ini memberi pelajaran bahwa masing-masing individu mempunyai kewajiban untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar.

7.    Sholat berjamaah itu lebih utama didirikan pada awal waktu, setelah sang muadzin mengumandangkan adzan dan iqomah. Hal ini mengajarkan kita tentang nilai-nilai kedisiplinan, tidak hanya dalam kepemimpinan, melainkan dalam diri sendiripun harus senantiasa kita tanamkan.

8.    Pahala sholat berjamaah itu lebih utama daripada sholat sendirian. Maknanya adalah jika kita bersatu, satu rasa, satu jiwa, satu kekuatan dalam mencapai visi yang dicita-citakan, maka dengan bersatu akan membuat semuanya lebih mudah dan menyenangkan, bukan?. Sama halnya jika dianalogikan sebuah sapu lidi, memang sebuah lidi dpat membersihkan ruangan yang kotor, namun itu memakan waktu yang lama. Akan tetapi, jika lidi-lidi bersatu membentuk sebuah ikatan menjadi sapu lidi, maka tentunya akan lebih cepat untuk membersihkan halaman atau tempat yang kotor, namun, jika lidi demi lidi tidak bersatu, melainkan bekerja sendiri, maka pastilah akan memakan waktu yang lama untuk membersihkan tempat yang kotor.

9.    Sholat berjamaah juga dapat mempererat tali persaudaraan antar ummat Islam, karena kebaikan yang tidak terorganisir dapat dikalahkan oleh keburukan yang  terorganisir. Maka, dengan sholat berjamaah dapat membentuk sebuah benteng yang kuat untuk melawan keburukan

Itulah beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari sholat berjamaah. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Wallahu’alam bish-showaab.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Selamat Datang di PENA PURNOMO, Menggores Pena, Menciptakan Makna