Kondisi bersih itu memang terlihat menyenangkan dan menentramkan bagi siapa saja yang melihatnya. Baik itu melihatnya dengan kacamata lahir maupun bathin. Karena siapapun orangnya pastilah jika ia berada dalam kondisi dan lingkungan yang bersih akan merasa nyaman. Lantas, bagaimana dengan kondisi kebersihan di sekitar lingkungan kita?. Apakah kita sudah terbiasa dengan kondisi bersih?. Jika kita membuka jendela ke luar, melihat ke negara Singapur, disana ada aturan dilarang untuk meludah dan buang air kecil sembarangan, apakah di Indonesia sudah demikian?.
Sungai-sungai di mancanegara begitu bersih, jernih dan amat minim akan sampah-sampah rumah tangga, namun apakah kondisi sungai-sungai di Indonesia sudah seperti demikian?, di luar negeri, mereka mengklasifikasikan sampah dengan baik; sampah organik dan non organik, apakah kesemua kondisi dan keadaan tersebut sudah terejawantahkan di Indonesia?. Lantas, apakah yang menjadi pemicu bangsa kita masih belum mau mengaplikasikannya?. Apakah karena sumber daya alam dan sumber daya manusia di Indonesia pemicunya?,
Bukankah Indonesia kaya akan sumber daya alam yang baik, dan sumber daya manusianyapun tidak begitu buruk, atau bisa dibilang baik. Atau faktor intelektualitas bangsa Indonesia itu buruk?, tunggu dulu, bukankah Indonesia pernah menyabet gelar di kejuaraan matematika dan fisika dunia?, pantaskah bangsa Indonesia disebut sebagai bangsa yang kurang intelek?, tentu tidak!, bangsa Indonesia ialah bangsa yang cerdas. Lalu, faktor apa yang menjadi pemicunya?. Mungkin bisa dibilang faktor pemicunya ialah faktor budaya. Budaya hidup bersih dan sehat mungkin masih dibilang sebagai barang langka di negeri ini. Karena hidup bersih dan sehat itu bagian dari budaya bangsa.
Jika kita studi banding dengan keadaan lingkungan di irigasi atau sungai di Indonesia dengan di Singapura. Kemungkinan besar di Singapura tidak ada yang buang air besar di sungai, tidak ada bilik-bilik jamban di tepi-tepi sungai, lau bagaimana “pemandangan” di tepi-tepi sungai di Indonesia?. Anda tentu bisa menilaianya sendiri. Di sungai-sungai di Singapura peluang adanya sampah-sampah di sungai pastilah begitu amat kecil, jangankan sampah di sungai, meludah sembarangpun akan dikenakan sanksi. Lalu bagaimana sungai-sungai di Indonesia?.
Kita bisa melihat sungai-sungai di Indonesia banyak mozaik-mozaik sampah, dan tak bisa dipumgkiri juga ketika musim penghujan datang timbullah masalah-masalah baru akibat onggokan sampah-sampah yang menumpuk di pintu air bak pasukan tentara tengah baris berbaris; penuh, sesak akan sampah.
Lantas, bagaimana menyikapi hal tersebut, salah satu solusinya ialah membiasakan diri untuk berbudaya hidup bersih dan sehat. Mulai dari lingkungan yang sempit, misal kos-kosan atau tempat tinggal kita. Dan belajar berbudaya untuk berbuat baik itu mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang terkecil, dan mulai dari sekarang.
Karena kita ini bukannya tidak mampu untuk berbuat baik, namun belum mau untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hatri. Karna berbudaya bersih dan sehat itu ialah budaya bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar